Latest News

Thursday, March 12, 2015

Demi Mengajar Anak Miskin, Pria Ini Rela Bersepeda sejauh 64 Km

Aditya Kumar rela bersepeda menempuh jarak 64 Kilometer setiap hari untuk mengajar anak-anak di lingkungan kumuh Lucknow. Ia pun sama sekali tidak memungut upah mengajar, padahal Kumar adalah seorang sarjana.



Ia merancang sepedanya sedemikian rupa agar dapat digunakan untuk membawa buku dan papan tulis. Sesampai di lokasi mengajar, Kumar menggunakan papan tulis itu untuk mengajar anak-anak di luar ruangan.

"Mereka (anak-anak) tidak ada yang tahu kelas itu seperti apa. Sampai saya bertemu mereka, mereka tidak punya alasan untuk pergi ke sekolah," ujar Kumar seperti dikutip Dream dari Emirates247.com, Kamis, 12 Maret 2015.

India telah mewajibkan anak-anak usia enam hingga 14 tahun untuk mengenyam pendidikan sejak tahun 2009. Tetapi, para aktivis pendidikan menyatakan sekolah tidak mau menampung anak-anak miskin. Jikapun ada, kualitas pendidikan yang diberikan sangat minim sehingga anak-anak memilih berhenti.

Kumar mengaku telah mengajar secara berpindah-pindah lokasi selama dua dekade, meski tidak menggunakan kurikulum yang tetap dan tanpa buku teks standar. Kebanyakan muridnya berusia di bawah 10 tahun.

Setiap hari, dia mengajari mereka Bahasa Inggris dan Matematika. Dua mata pelajaran itu Kumar ajarkan agar murid-muridnya memiliki pengetahuan dasar sebelum masuk ke sekolah reguler.

"Kami tahu betapa sulitnya mendapat pendidikan," katanya.

Pengalaman sebagai anak buruh miskin membuat Kumar berjuang keras untuk bisa bersekolah. Beruntung dia diterima oleh lembaga pendidikan khusus yang dikelola pemerintah.

Tetapi, ancaman datang justru dari orang tuanya. Mereka memaksa Kumar berhenti sekolah dan bekerja. Lantaran ancaman itu, Kumar memilih kabur dari rumah dan terpaksa hidup di jalanan.

Suatu hari, Kumar bertemu seorang guru yang kemudian membiayai pendidikannya hingga ia lulus universitas. Guru itu hanya meminta imbalan yaitu Kumar mau membagi ilmu yang diperolehnya dengan mengajarkan kepada anak-anak miskin.

Kumar pun mengakui ia tidak memiliki kompetensi mengajar sebagai guru formal. Dia bahkan tak punya keinginan untuk bisa mengajar di sekolah.

Meski demikian, Kumar yakin apa yang dia lakukan dapat membantu memberantas buta aksara pada 200 anak-anak yang diajarnya setiap hari.

Pemerintah India mengklaim sebanyak 97 persen anak-anak sudah merasakan pendidikan. Tetapi, para aktivis menyanggah dan menunjukkan jumlah sebenarnya jauh lebih rendah.

Berdasarkan survei yang dirilis pada bulan Januari tahun ini, banyak anak-anak India yang bersekolah ternyata gagal menguasai pengetahuan dasar. Dari 570.000 anak usia tujuh tahun yang menjadi responden, hanya seperempat dari mereka yang bisa membaca.


SUMBER: DISINI

No comments:

Post a Comment

Recent Post