Latest News

Thursday, March 19, 2015

Banyak Lurah SMS Ahok Ingin Berhenti, Ada Apa?

Jakarta, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengungkapkan, banyak lurah yang meminta mundur dari jabatannya. Padahal mereka baru dilantik pada 2 Januari 2015 lalu.
074481200_1425031033-Ahok_bertemu_Jokowi_2
“Sudah ada beberapa yang SMS saya minta berhenti jadi lurah,” kata Ahok di Balaikota, Jakarta, Rabu (18/3/2015).
Mengapa mereka ingin berhenti?
Menurut Ahok, lurah-lurah itu sudah tak sanggup menjalankan tugasnya yang semakin berat. Beberapa di antaranya sudah berumur dan ada pula ibu hamil yang kurang mampu bekerja di lapangan.
Sebab, tugas utama lurah dan camat yang diinstruksikan Ahok adalah harus mendeteksi masalah warganya dengan lebih banyak terjun langsung ke lapangan. Di samping itu, dengan diterapkannya sistem tunjangan yang berbasis kinerja, mereka juga harus mengisi lembar kerja setiap harinya.
“Banyak yang nggak sanggup jadi lurah. Kan lurah-camat kita paksa suruh bersihin selokan terus, harus turun. Terus kalau dulu kan bisa duduk tenang-tenang, sekarang kamu mesti ngisi kamu kerja apa,” ucap Ahok.
“Jadi stres kan. Jadi dia dipikir daripada ngisi nggak bisa, aku nggak usah kerja, toh diam-diam saja udah dapat gaji lumayan,” imbuh dia.
Meski banyak jajarannya yang ternyata tak mampu mengikuti ritme kerjanya dan memilih mundur, Ahok tak mempermasalahkan hal itu. Dia yakin masih banyak PNS DKI Jakarta yang berkompeten dan bisa bekerja lebih giat lagi.
“Nggak apa-apa. Masih ada orang juga kok. Nggak dipertahanin. Yang antre mau naik (jabatan) banyak,” ucap Ahok.
Sementara itu, Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Jakarta Agus Suradika menjelaskan, para PNS yang berniat mundur itu adalah hasil lelang jabatan. Mereka, memang cukup kaget dengan beban kerja yang bertambah. Tak hanya lurah, banyak pula pejabat eselon IV yang meminta mundur.
Padahal, menurut dia, selama 3 bulan belakangan ini belum ada laporan tentang kinerja buruk seluruh pejabat hasil lelang yang baru dilantik itu. “Karena merasa nggak cocok, kagetlah. Kebanyakan eselon IV. Misalnya mereka bekerja di kasie sekolah, terus mereka kaget,” pungkas Agus. (Ndy/Mut)
[ sumber ]


SUMBER: DISINI

Belasan Belatung Bersemayam di Mulut Bocah Ini

Bocah 10 tahun bernama Ana Cardoso ini merasakan gusinya membengkak disertai nyeri. Ia juga merasakan geli dan ada sesuatu yang bergerak di gusinya. Ketika dibawa ke dokter gigi, ternyata ada belatung bersemayam di gusi Ana.
97
Ibu Ana, Adriana (35) mengatakan selama beberapa hari putrinya mengeluh merasakan sesuatu bergerak-gerak di mulutnya. Adriana pun mengira si anak hanya bercanda karena ia tidak melihat sesuatu yang aneh di mulut Ana dan bocah itu juga tidak merasa kesakitan.
“Tapi lama-kelamaan kondisi Ana memburuk. Bahkan kami sudah menyikat giginya tetap saja ia mengeluh merasakan sesuatu. Saya tahu Ana tidak pernah bercanda seperti ini hingga saya membawanya ke dokter gigi,” tutur Adriana, seperti yang dikutip detik.com dari Mirror.
Sesampainya di dokter gigi, Ana didiagnosa mengalami bentuk langka dari Oral Myiasis di mana larva lalar menginfeksi dan tumbuh di mulut manusia ataupun hewan. Selama kurang lebih tiga menit, dokter berhasil mengeluarkan 15 ekor belatung.
Juru bicara bedah gigi di salah satu RS di Brasilia menuturkan mereka sengaja merekam proses pengambilan belatung tersebut sebab hal ini jarang sekali terjadi. Mereka juga ingin memberi tahu keluarga Ana apa yang dialami bocah itu dan pastinya memberi peringatan pada masyarakat.
Sementara itu, Adriana mengaku selama dokter mengambil belatung di mulutnya, Ana sangat tenang walaupun Adriana sendiri merasa tegang dan khawatir jikalau terjadi apa-apa pada putrinya.
[ sumber ]

Dua sejoli ciuman & gesek kemaluan di KRL yang menuju ke Tebet

Aksi mesum dipertontonkan oleh sepasang sejoli di atas gerbong rel kereta listrik (KRL). Di tengah keramaian penumpang yang menumpuk saat jam pulang kerja, mereka cuek berciuman.
Perbuatan tersebut kemudian difoto dan diunggah oleh pengguna KRL, Ujang Reagen ke dalam grup Facebook KRL-Mania, Kamis (19/3). Dalam keterangannya, Ujang menuliskan, gambar tersebut diambil pada Rabu (18/3) malam.
“Tanpa mengurangi rasa hormat dan maksud tertentu, semalem saya lihat kejadian yang ga selayaknya terjadi di depan umum, dua sejoli berciuman.”
1
Tidak hanya berciuman, kedua sejoli yang berdiri di dekat jendela juga tampak seperti orang yang sedang melakukan hubungan badan. Keduanya terlihat menggesek-gesekkan badan di bagian kemaluannya.
“Bagian bawahnya digerak-gerakin/gesek-gesek,” tulisnya.
Ujang menjelaskan, kejadian tersebut tidak berlangsung lama. Keduanya lalu turun di Stasiun Tebet.
“Tidak berlangsung lama, di Tebet mereka turun.”
Ulah kedua sejoli ini kemudian mendapat komentar beragam dari anggota KRL-Mania. Sebagian dari mereka mencibir tingkah keduanya.
“Biasanya cuma hewan yg seperti itu.. tapi koq ada yaa…” tulis Ridwan Gunawan.
“Tak ada bioskop, krl pun jadi. Wkwkwkwk…” komentar Ecksan Scania .
Sementara itu, akun Sulaiman Koe menuliskan, “Memang susah kalo lagi pacaran, serasa dunia cuma milik mereka berdua.”
“Kereta penuh segitu padatnya ga ada yang negur…??? Ya kebangetan…” tulis Razesh Rizky Ryan.
[ sumber ]

8 Film Sejarah yang Haram Beredar di Indonesia



Merunut ke belakang, ada sederet film Indonesia bertema sejarah yang sempat menuai kontroversi. Bahkan, ada yang sampai dilarang edar oleh pemerintah Indonesia

Alasannya, sebagian besar termaktub dalam legislasi yang memayungi berdirinya LSF (Lembaga Sensor Film). Film-film itu menyinggung empat hal utama penyensoran: agama, ideologi dan politik, sosial budaya, serta ketertiban umum.

Namun, tak ada salahnya belajar dari masa lalu. Mengutip dari berbagai sumber, berikut setidaknya tujuh film besar yang pernah diharamkan untuk beredar di Indonesia. Sebagian karya anak negeri sendiri. Ada juga beberapa hasil potret sutradara asing terhadap negeri ini. berikut 8 Film Sejarah yang Haram Beredar di Indonesia berbagai sumber:

8. Soekarno: Indonesia Merdeka (2013)
 Soekarno: Indonesia Merdeka (2013)
lihat.co.id-Sutradara Hanung Bramantyo, yang membesut film Soekarno: Indonesia Merdeka tak salah memilih aktor muda Ario Bayu. Ia tampil meyakinkan sebagai Soekarno, dan berhasil menghadirkan kembali sosok si Bung yang garang di podium ketika berpidato.

Ario tekun sekali mendalami karakter Bung Karno. Makin lama kami syuting, dia makin menjadi,” ujar Indra Kobutz, asisten sutradara di film itu. Ario memang aktor watak yang sedang go international. Namanya mulai dikenal di Amerika dan Australia.


Dalam adegan film itu, misalnya, Ario berhasil mendidihkan darah nasionalisme penontonnya. Seakan ada Soekarno yang menjelma dalam tubuh Ario. Kewibawaannya, ekspresinya, suaranya. Bahkan caranya mengacungkan tangan. Serupa Soekarno, ia seakan mampu menyihir massa.


Sayang, di tengah proses pascaproduksi, film itu menuai kontroversi. Adalah Rachmawati Soekarnoputri, putri Bung Karno sendiri, yang melayangkan somasi atas film itu.


Padahal mulanya, Rachmawati akur dengan Raam Pundjabi, bos Multivision Plus yang menjadi produser film Soekarno: Indonesia Merdeka. Mereka membuat perjanjian untuk bekerja sama. Rachmawati bahkan membentuk tim khusus untuk ‘mengawasi’ produksi film itu.


Ini masuk akal, karena sejauh mana gesture Soekarno kan belum ada yang pernah ketemu,” ujar Rachma. Hanung boleh jadi sutradara. Namun Rachma adalah keluarga, lingkup terdekat. Bahkan putrinya sendiri. Ia yang paling tahu sosok ayahnya, dibanding ribuan referensi lainnya.


Di luar dugaan, kerja sama Rachma dan Multivision Plus gugur. Rachma merasa ada poin-poin perjanjian yang disalahi. Menurutnya, Soekarno yang ditampilkan dalam film itu tak sesuai fakta. Baik dari segi penokohan maupun alur cerita.


Rachma tak setuju soal gambaran sosok Soekarno memandang wanita. Ia juga tak sepaham soal pemeran utama. Menurutnya, Ario hanyalah anak muda yang lebih banyak tinggal di luar negeri sehingga tak memahami sejarah bangsanya sendiri. Ia bahkan tak kenal siapa Soekarno.


Meski begitu, produksi film terus berjalan. Hanung sebagai sutradara, merasa telah menjalani semua sesuai prosedur. Lagipula, ia orang kreatif. Punya kepentingan berbeda dalam filmnya.


Ia pernah menyebutkan, film memang harus sedikit ‘lebay’. “Bu Rachma mungkin melihat realitas. Tapi masyarakat melihat image yang besar. Buat saya, sosok Ario Bayu mewakili itu,” ucapnya di tengah syuting terakhir film Soekarno: Indonesia Merdeka.


Belakangan, melalui akun Twitter pribadinya Hanung melontarkan fakta-fakta yang ia temui dalam referensi soal Soekarno. Di antaranya, melalui buku Penyambung Lidah Rakyat tulisan Cindy Adams.


Namun, konflik masih meruncing. Rachmawati mengembalikan uang Rp200 juta kepada Mutivision Plus. Ia bahkan disebut-sebut akan melaporkan Hanung ke pihak berwajib karena telah mencemarkan nama baiknya. Sayang sekali, film besar itu harus diiringi konflik-konflik internal, walaupun akhirnya film ini berhasil rilils tanggal 11 Desember 2013 kemarin.


7. The Act of Killing (2012)
The Act of Killing (2012)
lihat.co.id-Masih ingat film G30S/PKI versi pemerintah yang dulu selalu diputar setiap 30 September? Film itu dibuat untuk mengingatkan Indonesia soal kekejaman PKI karena telah membunuh tujuh jenderal dan merencanakan kudeta. Usai doktrinasi selama bertahun-tahun, akhirnya film itu dilarang.


Tahun 2012, Joshua Oppenheimer kemudian membuat film dokumenter bertema sama. Namun, sudut pandangnya berbeda. Ia justru menampilkan orang-orang tak berdosa yang menjadi korban pembantaian 1965-1966.


Joshua mengumpulkan data sejak 2005 sampai 2011. Film itu mengambil latar di Medan, Sumatera Utara. Adalah Anwar Kongo, seorang pemimpin gerakan pembunuh terkuat di Medan yang awalnya hanyanya calo tiket. Dalam film itu, ia membawa Joshua kembali ke masa lalunya yang kelam.


Anwar mengajaknya mendatangi tempat ia dan kawan-kawannya melakukan pembantaian. Ia juga mempraktekkan bagaimana dirinya membunuh korbannya yang berjumlah sampai ribuan orang. Kini, Anwar menjadi bagian dari organisasi Pemuda Pancasila.


Skandal pembunuhan terbesar di Indonesia itu tentu mengejutkan banyak pihak. Film yang merupakan proyek dari University of Westminster itu mendapat sanjungan di mana-mana. Tak hanya karena ia mampu membongkar sebuah skandal negara, tetapi juga ceritanya yang begitu kuat.


Sayang, berbagai penghargaan dari seluruh penjuru dunia itu tak mempan bagi tanah kelahiran sang film sendiri, Indonesia. Film ini jelas terlarang, atas nama kemanusiaan. Meski begitu, tercatat The Act of Killing sudah ratusan kali diputar secara ilegal di negeri Zamrud Khatulistiwa ini.

6. Balibo (2009)
Balibo (2009)
lihat.co.id-Ini memang film Australia. Namun konfliknya sangat dekat dengan Indonesia. Balibo mengisahkan 'Balibo Five', tragedi terbunuhnya lima wartawan yang meliput invasi Indonesia ke Timor Timur tahun 1975. Itu kisah nyata, yang terekam dalam buku Cover-Up tulisan Jill Jolliffe.
Gambaran konflik Timor Timur terekam jelas, sampai tokoh Ramos Horta yang diperankan Oscar Isaac. Film ini disutradarai Robert Connolly. Produksi film ini dimulai sejak 31 Juli 2008 di Dili, Timor Leste. Saat itu Timor Timur sudah bukan bagian dari Indonesia.

Film ini sampai melibatkan petugas PBB untuk mengamankan lokasi. Sayang, produksi besar itu justru tak dikehendaki di Indonesia. Film itu dilarang oleh LSF. Tidak ada alasan yang jelas.

Pelarangan pertama terjadi sesaat sebelum film itu diputra di Blitz Megaplex Grand Indonesia, Jakarta, akhir tahun 2009. Ratusan undangan sudah hadir dan siap menonton. Menjelang pukul tujuh malam, Ketua JFCC (Jakarta Foreign Correspondents Club) mengumumkan ultimatum larangan.

Meski begitu, Balibo sudah sempat beredar sebagai DVD bajakan. Kelompok-kelompok masyarakat yang penasaran memburu dan menontonnya. Semua lantas mafhum, larangan LSF mungkin untuk menutupi fakta kekejaman tentara Indonesia di Timor Timur kala itu.

Walau di Indonesia dilarang, Balibo telah diputar di beberapa negara. Pertama kali, ia diputar di Melbourne International Film Festival, 24 Juli 2009. Acara itu dihadiri oleh Ramos Horta dan keluarga jurnalis yang terbunuh tahun 1975. Sekarang Indonesia sudah lebih baik. Demokrasi di Indonesia hari ini bahkan sangat inspiratif bagi kawasan Asia Tenggara,” ujar Ramos.


5. Merdeka 17805 (2001)
Merdeka 17805 (2001)
lihat.co.id-Bagaimana cerita kemerdekaan Indonesia versi Jepang? Jawabannya ada di film ini. Merdeka 17805 merupakan kolaborasi rumah produksi Indonesia dan Jepang. Ia diangkat dari kisah nyata, tentang perjuangan personel tentara kekaisaran Jepang yang ikut andil dalam kemerdekaan Indonesia.


Ya, dari kedatangan Jepang di perairan Indonesia pada 1942, ternyata ada sekelompok tentara yang hatinya terpanggil untuk membantu masyarakat pribumi membebaskan diri dari penjajahan. Ia lah Takeo Shimazaki, seorang kapten tentara Jepang yang memimpin operasi menyusup ke sebuah desa kecil di pelosok negeri.


Tak dinyana, kedatangan Shimazaki disambut gegap gempita. Seorang nenek bahkan mencium kakinya sambil menceritakan Ramalan Jayabaya, tentang bangsa berkulit kuning yang akan membebaskan masyarakat Jawa dari penderitaan panjang. Hatinya terenyuh. Tekadnya bulat sejak itu. Apalagi, ia kemudian akrab dengan beberapa pribumi.


Adegan mencium kaki itulah yang menuai kontroversi. Adegan itu diminta dihapus. Peredaran film pun tak bisa massif karena alasan politik. Padahal, film ini juga melibatkan beberapa pemain Indonesia, seperti Lola Amaria, Aulia Achsan, dan Fajar Umbara.


Hasil penjualan tiket film ini di seluruh dunia memang lumayan, 550 juta yen. Namun, jumlah itu kalah jauh dibanding film lain yang mencapai miliaran yen. Ia tak bisa disebut film laris.


4. Petualang-petualang (1978)
Petualang-petualang (1978)
lihat.co.id-Sarah (Christine Hakim) tidak mencintai suaminya kendatipun apapun yang dimintanya dituruti Franky (Cok Simbara) pejaka yang menjadi idaman hatinya. Selain Sarah mencintai Franky di lain pihak kehadiran Sarah dalam kehidupan Franky merupakan cambuk untuk menemukan kebahagian, ketenangan,

sensasi dan prestasi. Kebobrokan pun terjadi lebih total dalam tubuh perusahaan besar itu, karena para tokoh pengelolanya saling berbuat untuk kepentingan sendiri. Mereka adalah koruptor-koruptor. Kehadiran tokoh muda Julius ( Charly Sahetapi) yang berambisi membongkar segala bentuk kecurangan, membuat keadaan menjadi panas. Dan berakhir dengan pupusnya harapan dan insane Sarah dan Franky.


Petualang-Petualang adalah film Indonesia yang dirilis pada tahun 1977 yang disutradarai oleh Arifin C. Noer dan dibintangi oleh Christine Hakim dan Cok Simbara. Dan juga Arifin sendiri yang bertindak sebagai Director of photofraphynya. Film ini berkisah tentang korupsi besar-besaran, dari korupsi uang, waktu, hingga korupsi moral. "Hanya anjing saja yang tidak korupsi di film ini," ucap Jajang C. Noer, istri mendiang Arifin.


Film ini tertahan di Badan Sensor selama enam tahun. Film berjudul asli Koruptor-Koruptor ini lolos setelah dipotong tak kurang dari 319 meter, atau sekitar 20 menit. Judul pun harus diganti. Upaya mematikan semua tokoh dalam adegan terakhir juga atas inisiatif Badan Sensor. Saking parahnya pemotongan, kata "Tamat" sampai harus diukir di atas seluloid dengan menggunakan paku. Ceritanya kacau, editing kacau. Seperti film misbar," kata Jajang Pamuntjak, istri sutradara Arifin C. Noer.

3. Max Havelaar (1976)
Max Havelaar (1976)
lihat.co.id-Ini film garapan Indonesia dan Belanda. Kisahnya diangkat dari novel Max Havelaar tulisan Multatuli. Nama ini memang kondang di Indonesia. Ia merupakan seorang Belanda yang peduli pada rakyat pribumi. Ia diangkat menjadi asisten Residen Lebak pada zaman penjajahan.


Lantas ia harus menghadapi korupsi. Bukan hanya dilakukan oleh bangsanya, melainkan juga oleh masyarakat lokal yang dipercaya Belanda. Ironis. Mereka meraup upeti dari rakyatnya sendiri, dan menjilat pada penjajah. Nuraninya terketuk.


Sayang, perjuangan Max Havelaar (diperankan Peter Faber) tak mampu melawan kejamnya sistem. Ia akhirnya dipecat, dan dipulangkan ke Belanda.


Dari awal pembuatan, film ini sudah menuai kontroversi. Penyelesaiannya memakan waktu tiga tahun. Sepuluh tahun, ia sempat tertahan di BSF (Badan Sensor Film). Akhirnya, Max Havelaar tayang di zaman Orde Baru. Sekejap kemudian, ia ditarik kembali.


Pembuatan film yang disutradarai Fons Rademakers ini juga melibatkan artis-artis Indonesia. Di antaranya, Rima Melati, Harry Lantho, Nenny Zulaeni, dan Maruli Sitompul. Kini, film ini hanya diputar di beberapa komunitas idealis.


2. Romusha (1972)
Romusha (1972)
lihat.co.id-Film ini juga mengisahkan masa penjajahan Indonesia. Bedanya, Romusha memilih latar saat Jepang menjadi penguasa. Jika film ini ditonton masyarakat sekarang, mungkin akan membuat darah mendidih. Pasalnya, Romusha mempertontonkan dengan jelas kekejaman tentara Jepang.


Pada 1943 dan 1944, Jepang mulai terkepung. Mereka mengumpulkan pemuda pribumi untuk membangun markas pertahanan di bawah tanah. Dengan janji muluk, pemuda desa ditampung dalam wadah yang disebut romusha, yang artinya sukarelawan. Nyatanya, bertolak belakang dengan janji, mereka dipekerjakan di tempat tandus dan diperlakukan seperti budak.


Berbulan kemudian, muncul Rota (Rofi'i Prabancana), pemuda pemberani dan tak segan melawan mandor atau tentara Jepang yang kejam. Suatu hari Rota membunuh mandor yang telah menyiksa romusha tua. Ia ditahan dan disiksa. Namun penyiksaan itu baginya adalah konsekuensi dari keberanian. Simpati datang bukan hanya dari kalangan Fujingkay - sekelompok wanita yang menyerahkan diri kepada Jepang - tapi juga muncul dari Tuan Akiro Kobayoshi (Hamid Arief), komandan tertinggi kamp penyiksaan.


Nari (Alice Iskak), Fujingkay yang suka mengantar makanan, diam-diam kepada Rota menyatakan seluruh temannya mendukung perjuangan Rota. Dalam suatu perayaan tradisional Jepang, Rota ditunjuk terjun di arena gulat melawan tentara Jepang. Rota menang. Kemenangan itu membawa dampak pada penyiksaan seluruh romusha oleh serdadu Jepang. Penyiksaan itu tanpa sepengetahuan Akiro.


Kemarahan para romusha pun tak tertahankan. Akiro turun tangan. Di bawah todongan senjata Nari, Akiro meminta tentara menyerah dan bersedia bekerja sama dengan para romusha. Akiro kemudian melakukan kehormatan tertinggi: harakiri.


Film sutradara Herman Nagara ini dilarang edar dengan alasan kekhawatiran mengganggu stabilitas hubungan Indonesia-Jepang. Tak pernah ada protes memang. Namun produser film, Julies Rofi’ie mengaku pernah mendapat keluhan keberatan dari Kedutaan Jepang.


Tak sampai menimbulkan konflik, jalan damai ditempuh. Produser meminta ganti rugi seluruh biaya produksi film yang batal edar itu, beserta bunganya. Sejarah Indonesia pun tak pernah mencatat film ini tayang di bioskop.

1. Pagar Kawat Berduri (1961)
Pagar Kawat Berduri (1961)
lihat.co.id-Film ini sebenarnya bercerita tentang apa arti/makna dari perjuangan, baik dari sisi pejuang Indonesia yang tertawan Belanda ini, dari situ kita bisa melihat karakter dan artri/tujuan mereka berjuang, bahkan arti dari juru rawat perang yang ditawan juga bagi nilai-nilai kepahlawanannya. Dan di film ini juga diberitahukan arti perjuangan/makna dari Belanda terhadap menjajah Indonesia.

Satu kolonel berpendapat dengan kasih sayang, yang satunya beranggapan lain adalah karena karet, minyak, kopi dan uang (imperialisme/kapitalisme), bahkan dialog mereka menarik ketika salah satu kolonel itu bilang, saya benci terhadap pejuang Indonesia, kalau mereka mati, mereka akan dianggap sebagai pahlawan, dan akan dikenang banyak orang. Tetapi kalau saya mati, saya tidak dianggap pahlawan dan orang akan membenci karena saya dibayar oleh orang (Ratu/Jendral) yang menginginkan harta di Indonesia (Imperialisme/kapitalisme).


Dalam sebuah kamp Belanda di masa revolusi fisik terdapat sejumlah pejuang yang ditawan. Hampir semua berusaha lari, tapi tidak mudah. Sementara yang lain mencoba mencari jalan untuk meloloskan diri, Parman (Sukarno M. Noor) justru bersahabat dengan Koenen (B. Ijzerdraat), salah seorang perwira Belanda. 

Parman mendekati Koenen dengan maksud mencari informasi. Parman mendapat informasi bahwa Herman dan Toto akan dibunuh. Mereka kemudian dibekali catut untuk memotong kawat berduri. Herman lolos, namun Toto tertembak. Kemudian Parman di jemput, sebab dialah yang mendalangi pelarian itu. Tahulah para pejuang, bahwa Parman ternyata bukanlah seorang pengkhianat.
lihat.co.id-Bukan film perang murni. Melainkan drama di sebuah kamp tawanan Belanda yang isinya pejuang republik. Di sini diperlihatkan ada seorang Belanda yang simpatik (Serma Kunen). 

Ada pula plot pelarian yang dirancang tawanan dan bagaimana heroisme tetap bergelora meski badan telah terpenjara. Saat beredar di tahun ’60-an, film ini dikritik habis oleh PKI karena dianggap menganjurkan pandangan humanisme universal.

Film Pagar Kawat Berduri karya Asrul Sani harus ditolak karena Sutan Takdir Alisjahbana. Bung Karno diminta menjadi ‘juri’. Bung Karno menonton dan berpendapat film Asrul Sani tidak ada masalah.
lihat.co.id-Ketika dunia film dipecah belah kalangan ‘kiri’, Sukarno M Noor bersama Usmar Ismail, Nisbach, Asrul Sani, bergabung dengan Lembaga Seniman dan Budayawan Muslim Indonesia (Lesbumi), untuk menentang kegiatan Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) PKI.

Pada 1965, pengganyangan terhadap film-film Barat khususnya AS makin menjadi-jadi dengan terbentuknya Panitia Aksi Pemboikotan Film Imperialis Amerika Serikat (PAPFIAS). Tidak tanggung-tanggung kalangan kiri ini kemudian membakar gedung pusat distribusi film Amerika yang sekarang ini letaknya di samping Bina Graha di ujung Jalan Veteran IV.

Kala itu, gedung masih sederhana dan hanya satu tingkat. PAPFIAS kemudian bukan hanya melarang film-film AS, tapi juga film antek-anteknya, semua film negara Barat. Kala itu, film Italia dan Inggris juga digemari masyarakat.

Untuk membantu bioskop dari kekosongan penonton, masuklah film RR Cina, Rusia, Polandia, dan negeri-negeri komunis atau sosialis lainnya. Akibatnya bioskop-bioskop sebagian besar mati dan menjadi gudang. Karena masyarakat tidak senang menonton film-film dari negara komunis/sosialis yang isinya penuh propaganda.


Film ini menarik bukan saja karena konfrontasi imperialisme dan nasionalisme yang dimenangkan oleh yang terakhir. Film ini juga menarik karena konflik watak kalangan kaum republik yang berada dalam tahanan Belanda. Dan konflik ini digarap dengan baik oleh Asrul. 

Kita boleh menafsirkan bahwa konflik diantara para pejuang tersebut adalah sample dari konflik-konflik yang hidup di kalangan para republiken umumnya pada masa itu. Dan konflik-konflik itulah yang kemudian hari setelah pengakuan kedaulatan berkembang menjadi perpecahan di kalangan para pejuang.

Secara sinematography film ini terbaik di antara kisah-kisah revolusi lainnya. Pemain, kerja kamera, lampu maupun penata artistik semua tampil dengan baik menciptakan suasana yang mendukung cerita. Mungkin terlalu berlebihan, tapi banyak yang bilang film ini adalah film terbaiknya Asrul.

Film ini lebih menarik lagi atas reaksi pers komunis dan golongan kiri, karena ditayangkan pada tahun 1963 saai itu adalah periode tatkala pers komunis amat gencar menyerang lawan politiknya terutama dalam bidang budaya. 

Sedangkan mereka dengan hati terbuka menonton film ini bahwa yang pahlawan bukan Kunen, melainkan Mayor Chairul. Kunen justru korban tragis dari kebodohannya mempercayai tugasnya di Indonesia sebagai missi suci. Tragisnya pula kesadarannya tentang penipuan atas dirinya oleh imperialisme justru datang dari mulut Letnan De Groot atasanya sendiri. Patriotisme pejuang justru di junjung tinggi oleh Asrul.

Film ini juga di tonton khusus oleh Bung Karno, disaat kaum kiri mengecam untuk di larang oleh Badan Sensor dan menarik peredaran film ini dari bioskop karena dinilai sarat dengan humanisme universal.

SUMBER: DISINI

5 Foto Tragis yang Mampu Menangkap Kematian


Sebuah foto bisa bertahan puluhan tahun hingga rusak dengan sendirinya sementara perlahan tapi pasti dunia di sekelilingnya berubah. Ungkapan bahwa sebuah gambar mengungkapkan seribu kata memang ada benarnya. Karena itulah

pada masa sekarang ini iklan di media cetak tidak lagi banyak menggunakan kata-kata tetapi menggantikannya dengan foto atau gambar yang dianggap iconic. Foto-foto yang mbakbro tampilkan dalam 

artikel ini disusun berdasarkan ironi kejadian yang mengiringi setelah pengambilan foto-foto tersebut. Meskipun sekilas tampak seperti foto biasa, namun tragedi yang terjadi setelahnya pasti membuat Anda merinding. berikut 5 Foto Tragis yang Mampu Menangkap Kematian 


1. Foto Regina Kay Walters
Foto Regina Kay Walters
lihat.co.id-Foto di atas bukanlah foto seorang gadis yang sedang malu-malu di depan kamera, melainkan foto seseorang yang akan dibunuh. Ya, orang yang mengambil foto di atas adalah pembunuhnya. Regina Kay Walters adalah seorang gadis remaja berusia 14 tahun dari Pasadena, Texas, yang menemui ajal setelah diculik oleh pembunuh berantai bernama Robert Ben Rhoades. Pembunuh ini mempunyai kelainan jiwa dimana dia suka lebih dulu mempermainkan korbannya sebelum menyiksanya hingga mati. 

Hal itulah yang terjadi pada Regina Kay Walters. Sebelum disiksa hingga mati, rambut Regina terlebih dahulu dipotong pendek, kemudian disuruh berdandan, memakai gaun dan sepatu layaknya hendak ke pesta.


Sebelum tertangkap pada tahun 1992, Ben Rhoades tercatat berhasil membunuh dua orang lagi. Kini Ben Rhoades harus menjalani hukuman seumur hidup di penjara Texas. Foto di atas digunakan sebagai bukti di pengadilan.

2. Foto mahasiswa VNR VJIET
Foto mahasiswa VNR VJIET
lihat.co.id-VNR VJIET adalah sebuah institut teknologi yang terletak di Hyderabad, India. Pada tanggal 8 Juni 2014, 24 orang mahasiswa VNR VJIET tewas ketika sedang melakukan study tour. Saat itu, bis yang mereka tumpangi berhenti di tepian sungai Beas yang indah. Para mahasiswa pun keluar dari bis dan mengambil foto. 

Foto di atas ditemukan dalam HP salah seorang mahasiswa dan diambil sesaat sebelum air bah menyeret mereka ke dalam arus sungai yang menggelora. Para mahasiswa itu tidak menyadari bahwa pintu air yang berada di atas tempat itu dibuka secara tiba-tiba tanpa ada pemberitahuan. 

Melihat wajah-wajah ceria di dalam foto itu, sulit rasanya membayangkan nasib yang begitu tragis menimpa para mahasiswa itu beberapa detik setelah foto diambil.


3. Foto CCTV James Bulger
Foto CCTV James Bulger
lihat.co.id-Pada bulan Februari 1993, dua anak laki-laki berusia 10 tahun membunuh seorang balita berumur dua tahun bernama James Bulger setelah menculiknya dari sebuah pusat perbelanjaan di Liverpool, Inggris. 

Pembunuhan ini menjadi berita kriminal paling menggemparkan pada saat itu karena cara mereka membunuh si balita begitu mengerikan. Sulit rasanya mempercayai perbuatan seperti itu mampu dilakukan oleh anak-anak. 

Coba bayangkan, setelah menculik James Bulger, kedua anak itu mengikat balita tersebut pada sebuah rel kereta api, kemudian bergantian melemparinya dengan batu dan memukulinya dengan kayu, sebelum akhirnya memutilasi tubuhnya. Foto rekaman CCTV saat-saat terakhir hidup balita inilah yang menjadi bukti perbuatan mereka.

4. Foto senyuman dua bersaudara
Foto senyuman dua bersaudara
lihat.co.id-Pada tahun 1975, dua bersaudara Mike dan Sean McQuilken sedang berlibur di pegunungan Taman Nasional Sequoia. Bersama saudara perempuan mereka, Mary, keduanya berpose tersenyum riang. Apa yang terjadi sesaat setelah foto itu diambil sangatlah tragis. Rambut mereka yang berdiri seperti dalam foto diatas, bukanlah mereka sengaja, tapi sebuah pertanda bahwa keduanya akan segera tersambar petir.

Selama beberapa tahun kemudian foto di atas telah dicetak ulang ribuan kali sebagai himbauan agar berhati-hati terhadap sambaran petir. Wajah dua bersaudara yang nampak ceria menjadi ironi yang pahit atas nasib mengerikan yang terjadi pada mereka beberapa saat kemudian.


 5. Foto ayah menggendong anak di Omagh, Irlandia Utara
Foto ayah menggendong anak di Omagh, Irlandia Utara
lihat.co.id-Kamera yang mengambil foto di atas ditemukan terkubur di bawah puing-puing bangunan pada tanggal 15 Agustus 1998 di Omagh, Irlandia Utara. Foto di atas menangkap saat-saat terakhir sebelum bom di dalam mobil merah itu meledak dan menewaskan 29 orang serta melukai sekitar 200 orang di sekitar tempat itu. Bom mobil ini memicu konflik berkepanjangan separatis IRA dengan pemerintah Irlandia Utara yang berlangsung selama 30 tahun.

Foto di atas menjadi foto paling tragis dalam peristiwa itu mengalahkan foto-foto mayat korban yang berserakan semata-mata karena ketenangan, senyuman, dan kegembiraan yang tertangkap kamera menjadikan gambar itu sangatlah ironis. Membeku bersama waktu setelah tidak sengaja menangkap bayangan kematian orang-orang di sekitarnya.


SUMBER: DISINI

Amerika Pun Ciut Dengan Manusia Yang Satu Ini

Bung Karno geram. Ike mencoba merayunya, “Tolong bebaskan pilotku”. Tapi Bung Karno tetap saja geram. Mungkin juga karena yang merayu Soekarno adalah Ike, seorang pria tua. Ike itu adalah D. Dwight Eisenhower, presiden AS di masa itu.


Allen Pope Di tangkap gan


Kali ini Negara digdaya itu dibikin malu Indonesia ketika Allen Pope ditembak jatuh di pulau Morotai. Lebih malu lagi, karena dengan tertangkapnya pilot itu, kedok AS dan CIA akhirnya terbuka. Kedok yang membuktikan AS melalui CIA sudah main api dengan di balik pemberontakan separatisme di Indonesia. Termasuk juga infiltrasi AS yang mempersenjatai para pemberontak itu.

Ini yang bikin Bung Karno geram, dan mulai memainkan kartu trufnya.Bung Karno yang tadinya dikerjai Amerika, sekarang balas mengerjai Amerika. Bung Karno sadar, tertangkapnya Allen Pope mendongkrak posisi tawar Indonesia di hadapan Amerika. Cerita selanjutnya adalah bagaimana Ike dan John F. Kennedy jadi repot dibuatnya.

Inilah moment bersejarah ketika Indonesia yang miskin untuk pertama kalinya punya posisi tawar tinggi di hadapan “juragan kaya”, Amerika.Bung Karno tidak cuma menuntut Amerika mesti minta maaf. Tapi masih ada sederet permintaan lain yang bikin Amerika “maju kena mundur kena”. Eisenhower minta Indonesia melepaskan pilot Allen Pope. Tapi Bung Karno tidak mau melepas begitu saja dengan gratis. Pilot itu adalah kartu truf-nya.

Inilah kisah bagaimana Bung Karno dengan amarah “memiting leher Allen Pope” sambil telunjuknya memberi isyarat agar Amerika mau bersimpuh di kaki Bung Karno (tentu saja ini hanya simbolisasi teatrikal).

Gantung Allen Pope! Hukum mati Allen Pope! Begitu gelombang protes di depan kedutaan AS di Jakarta setelah Allen Pope tertangkap. tahun 1958 itu . Rakyat Indonesia memang dibikin naik darah oleh kelakuan Allen Pope. Soalnya si pilot ini sudah menjatuhkan bom di Ambon yang memakan tak sedikit korban jiwa.

Mungkin bahkan Bung Karno sendiri waktu itu belum menyadari sesuatu. Yaitu buntut dari posisi tawar Indonesia tadi, Bung Karno telah memulai tonggak lahirnya sejarah armada baru bagi AURI, yaitu lahirnya skuadron Hercules di Indonesia. Armada ini kelak turut punya andil dalam merebut Irian Barat dari Belanda.Itu semua berawal dari negosiasi tarik ulur demi pembebasan seorang pilot yang bikin Amerika gelisah. Bagaimana tidak? Soalnya kalau tidak segera diselamatkan, bisa-bisa pilot itu buka mulut tentang info rahasia yang berkaitan dengan permainan CIA. 


Nego Sm Presiden "Ike"


Bung Karno memang mata keranjang. Tapi pihak yang anti Bung Karno kadang memanipulasi sisi ini secara berlebihan. Sama halnya CIA yang menggunakan kelemahan don yuan-nya Bung Karno untuk menjatuhkan kredibilitas presiden RI di mata rakyatnya. Menjatuhkan Bung Karno adalah satu-satunya cara agar Amerika bisa bercokol kuat di Indonesia. Sudah dicoba segala cara agar Bung Karno jatuh, tidak berhasil juga. Dicoba dengan cara ancaman embargo, penghentian bantuan.....ehhh Bung Karno malah teriak, “Go to hell with your aid!”.


Akhirnya CIA pakai cara lain. Yaitu infiltrasi ke berbagai pemberontakan di Indonesia. Puncaknya terjadi dalam pertempuran di pulau Morotai, tahun 1958. Ketika itu TNI (pasukan marinir, pasukan gerak cepat AU, dan AD) menggempur Permesta, gerakan pemberontakan di Sulawesi Utara.

Persenjataan Permesta tidak bisa dianggap enteng. Soalnya ada bantuan senjata dari luar. Tadinya tudingan bahwa CIA adalah biang kerok semua ini masih dugaan saja. Ketika kapal pemburu AL dan mustang AU melancarkan serangannya, satu pesawat Permesta terbakar jatuh.


Sebelum jatuh, ada dua parasut yang tampak mengembang keluar dari pesawat itu. Parasut itu tersangkut di pohon kelapa. TNI segera membekuk dua orang. Yang satu namanya Harry Rantung anggota Permesta. Dan yang tak terduga, satunya lagi bule Amerika. Itulah si pilot Allen Pope. Dari dokumen-dokumen yang disita, terkuak Allen Pope terkait dengan operasi CIA. Yaitu menyusup di gerakan pemberontakan di Indonesia untuk menggulingkan Soekarno.


Tak pelak lagi, tuduhan bahwa Amerika dengan CIA adalah dalang pemberontakan separatis, bukan isapan jempol!Peristiwa tertangkapnya Allen Pope adalah tamparan bagi Amerika. Itu mungkin terwakili dalam kalimat Allan Pope ketika tertangkap. Setelah pesawat B-26 yang dipilotinya jatuh dihajar mustang AU dan kapal pemburu AL, komentar Pope: “Biasanya negara saya yang menang, tapi kali ini kalian yang menang”. Setelah itu dia masih sempat minta rokok.


Tapi sebetulnya yang lebih bikin malu Amerika bukan soal kalah yang dikatakan Pope tadi. Tapi tertangkapnya Allan Pope mengungkap permainan kotor AS untuk menggulingkan Soekarno. Amerika terus ngeyel menyangkal. Tapi bukti-bukti yang ada, akhirnya membungkam mulut Amerika.


Taktik kotor itu jadi gunjingan internasional. Tanpa ampun, kedok Amerika dengan CIA-nya berhasil dibuka Indonesia, lengkap dengan bukti-bukti telak. Amerika terpaksa berubah 180 derajat menjadi baik pada Soekarno. Semua operasi CIA untuk mengguncang Bung Karno (untuk sementara) dihentikan.


Amerika berusaha mati-matian minta pilotnya dibebaskan. Segala cara pun mulai dilakukan untuk mengambil hati Bung Karno. Eisenhower mengundang Soekarno ke AS bulan Juni 1960. Lalu Soekarno juga diundang John Kennedy di bulan April 1961. Di balik segala alasan diplomatik tentang kunjungan itu, tak bisa disangkal itu semua buntut dari cara Bung Karno memainkan kartunya terhadap Amerika. 


Ktemu Kennedy


Selama periode itu, Bung Karno main tarik ulur dengan pembebasan Pope. Tarik ulur itu berjalan alot. Karena Bung Karno ogah melepaskan Pope begitu saja. Bung Karno sengaja berlama-lama “memiting leher” Allan Pope sebelum Amerika meng-iya-kan permintaan Indonesia. Amerika mati kutu. Tak ada jalan lain. Negosiasi pun segera dimulai. Negosiasi alot yang memakan waktu 4 tahun, sebelum akhirnya Allen Pope benar-benar bebas.


Dimulai dengan Ike atau Eisenhower yang membujuk, merayu dan mengundang Bung Karno ke Amerika. Namun sesudahnya Bung Karno tetap tidak mau tunduk diatur-atur Ike. Situasi mulai berubah sedikit melunak setelah kursi kepresidenan AS beralih ke John F. Kennedy.John Kennedy tahu, kepribadian Soekarno sangat kuat dan benci di-dikte. Karena itu dengan persahabatan dia mampu “merangkul” Soekarno. “Kennedy adalah presiden Amerika yang sangat mengerti saya”, kata Bung Karno.


Dengan John, negosiasi mulai mengarah ke titik terang. Berkaitan itu pula, John mengirim adiknya Robert Kennedy ke Jakarta. Robert membawa sejumlah misi, diantaranya: “bebaskan Pope”.


Buat Bung Karno, pilot itu dibebaskan atau tidak dibebaskan, hasilnya sama saja. Yaitu tidak membuat korban-korban bom si pilot bisa hidup kembali. Jadi kenapa tidak memanfaatkan saja ketakutan Amerika yang ciut kalau pilot itu buka mulut?Bung Karno memainkan kartu trufnya atas dasar apa yang dibutuhkan bangsa Indonesia pada waktu itu. Indonesia betul-betul sengsara dan kelaparan, jadi butuh uang dan nasi. Indonesia sedang bertempur melawan Belanda untuk merebut Irian Barat. Jadi butuh senjata, sejumlah perangkat perang dan armada tempur.


Permintaan Bung Karno itu tentu saja tidak disampaikan dengan cara mengemis. Tapi dengan cara yang menyeret Amerika untuk membuat interpretasi diplomatik. Mau tidak mau, isyarat diplomatik Soekarno bikin Amerika harus bisa membaca yang tersirat di balik yang tersurat.


Dibanding Ike alias Eisenhower, John Kennedy lebih peka membaca isyarat itu. Itulah yang dimaksud Bung Karno bahwa John Kennedy mengerti dirinya. John paham Indonesia butuh perangkat perang untuk merebut Irian Barat. Di antaranya armada tempur. Karena itu diajaknya Bung Karno mengunjungi pabrik pesawat Lockheed di Burbank, California. Di sana Bung Karno dbantu dalam pembelian 10 pesawat hercules tipe B, terdiri dari 8 kargo dan 2 tanker.


Nego niy sm kennedy bwad beli Hercules

Negosiasi pembebasan Allen Pope antara Ike dan Bung Karno tadinya alot. Tapi jadi licin jalannya dengan John. Dia tidak pelit membalas “kebaikan” Bung Karno yang memenuhi permintaan AS untuk membebaskan Allen Pope.

Hasilnya? Hercules dari Amerika, menjadi cikal bakal lahirnya armada Hercules bagi AURI (armada yang kelak ikut bertempur merebut Irian Barat). Bung Karno bisa membuat Amerika menghentikan embargo. Lalu menyuntik dana ke Indonesia. Juga beras 37.000 ton dan ratusan persenjataan perangkat perang. Kebutuhan itu semua memang sesuai dengan kondisi Indonesia saat itu.


Ternyata begini ini yang namanya negosiasi tingkat tinggi. Akhirnya Allen Pope dibebaskan secara diam-diam oleh suatu misi rahasia di suatu subuh, Februari 1962. Negosiasi itu seluruhnya tentu makan biaya yang tidak sedikit. Siapa yang mesti membayar semua itu? Konon rekening Permesta yang harus membayar ganti rugi akibat negosiasi itu. Sempat terdengar selentingan bahwa jalan by pass Cawang-Tanjung Priok dan Hotel Indonesia lama di Bundaran HI Thamrin, adalah wujud dari ganti rugi itu. Benarkah demikian? Wallahualam



(sumber)
SUMBER: DISINI

Recent Post